Selasa, 15 September 2009

Insyaallah Idul Fitri Bersama

Keteraturan yang luar biasa atas kehendak Tuhan Sang Pencipta alam semesta itu menjadikan manusia dapat menentukan kapan 1 Syawal dengan tepat. Kalau pun terjadi perbedaan orang menetapkan 1 Syawal, bukan karena perbedaan edar matahari, bumi, dan bulan, tapi karena perbedaan kriteria dan acuan dalam menentukan bulan sabit (hilal). Para ahli falak melakukan penentuan 1 Syawal melalui Rukyatul-Hilal atau melihat bulan sabit.

Ada beberapa kriteria rukyatul hilal, dua di antaranya yang banyak digunakan di Indonesia adalah wujudul-hilal dan imkanur-rukyat. Kedua kriteria itu kadang menghasilkan ketetapan 1 Syawal berbeda, meskipun sama-sama menetapkan ada bulan (hilal) saat matahari terbenam. Bahkan, kriteria yang sama belum tentu menghasilkan ketetapan yang sama, misal karena perbedaan tempat acuan (tempat melihat bulan).

Kriteria wujudul hilal menetapkan 1 Syawal bila bulan telah berada di atas ufuk (horizon) saat matahari terbenam, tanpa menentukan minimal ketinggian bulan. Kriteria imkanur rukyat menetapkan 1 Syawal bila bulan telah berada di atas ufuk saat matahari terbenam, dengan ketinggian bulan minimal antara 2 hingga 8 derajad. Ketentuan tinggi minimal bulan sabit ini terkait dengan bisa tidaknya dilihat oleh teropong atau mata.

Pada 2009 ini, insya Allah kedua kriteria itu akan menghasilkan ketetapan yang sama, yaitu bulan telah berada di atas ufuk (sekitar 5 derajad) saat matahari terbenam pada Sabtu 19 September 2009. Sehingga besoknya Minggu 20 September 2009 adalah 1 Syawal 1430H. Karena 1 Syawal jatuh pada hari libur (Minggu), maka pemerintah Indonesia menggeser libur lebaran menjadi Senin dan Selasa (21-22 September 2009).

Namun, ketentuan akhir tetap di tangan Tuhan, sehingga kita tetap harus menunggu 19 September 2009 sore untuk "memastikan" 1 Syawal. Siapa tahu kiyamat datang sebelum itu. Ya, iyalah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar